Ada masa-masa di mana dunia terasa begitu berat,
seakan setiap langkah harus dipaksakan. Aku pernah merasa seperti itu — lelah, hampa, dan bingung apakah aku masih sanggup melanjutkan hidup yang terasa terlalu panjang untuk dijalani sendirian.
Malam sering menjadi saksi saat aku menangis diam-diam. Di tengah isak itu, aku kadang bertanya,
“Tuhan, sampai kapan aku harus kuat? Apakah aku benar-benar sendiri?”
Namun entah bagaimana, di antara sesak itu selalu muncul sesuatu yang halus, seperti bisikan di hati yang tak bisa dijelaskan. Bunyinya sederhana:
“Lakukan yang terbaik. Tetap berpegang pada-Ku. Kamu pasti bisa.”
Kalimat itu datang tanpa suara, tapi terasa nyata, seperti tangan yang tak terlihat sedang menggenggamku pelan. Aku tidak tahu apakah itu jawaban dari Tuhan, atau suaraku sendiri yang berusaha bertahan. Tapi rasanya hangat, dan untuk pertama kalinya aku kembali bisa bernapas.
Aku masih menangis, tapi tangisnya berbeda. Ada ketenangan di dalamnya.
Karena jauh di lubuk hati, aku tahu satu hal: aku tidak sendiri.
Ada kasih yang tetap menjagaku — tidak selalu terlihat, tapi selalu ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar