Begitu cepat...
Semua terjadi dan berjalan begitu cepat...
Waktu...
Hidup...
Kekhawatiranku semenjak dulu pun akhirnya terjadi juga...
Orang tua satu-satunya yang masih aku miliki, akhirnya berpulang...
Tidak ikhlas?
Tentu aku ikhlas, karena itu janjiku pada si mama.
Aku bilang padanya ketika dia memohon aku untuk mengikhlaskannya dalam rintihan kesakitannya..
"Sedih pasti. Tapi Onya akan coba ikhlaskan jika itu memang kehendakNya, bukan kehendak mama"
Harapan mama semenjak sakit pun akhirnya tercapai...
Untuk tidak terlalu lama...
Untuk tidak merepotkan orang banyak...
Untuk seperti alm. Papa ataupun alm. Kakaknya Fifin yang tidak perlu lama, hanya 3 bulan.
Dan bahkan kemarin dia hanya sampai 1 bulan menderita.
Maafkan anakmu mah...
Mama ingin ketika mama pergi aku sukacita, nggak sedih.
Aku berusaha...
Tapi aku pun manusia biasa, butuh waktu...
Tapi yang perlu diingat, aku memang sedih. Tapi aku ikhlas.
Karena jujur aku lebih sedih ketika melihat, mendengar dirimu ma, menangis kesakitan, menahan semua sakit itu sendirian.
Tanpa aku bisa membantu sedikitpun untuk meredakannya.
Obat pun terkadang tidak mempan...
Hanya mampu mengajakmu berfokus dan tetap berdoa, yang mana aku sebagai orang yang lebih suka segera bertindak daripada berbicara menjadi kesal n mati kutu...
Namun tetap mendengarmu mengeluh capek, bosan, lidah tidak dapat merasakan makanan apapun lagi. Semua tampak hambar.
Dirimu tidak mampu bergerak bebas seperti biasa, yang membuatmu bosan, pegal.
Tak jarang pun aku stress, mengomel.
Tapi bukan karena aku mengeluh tidak mau merawatmu.
Namun aku bingung...
Aku harus seperti apa, aku harus bagaimana ketika kamu mengeluh seperti itu semua.
Ketika kamu menangis-nangis untuk cepat dipanggil saja...
Ketika kamu berkata dirimu ingin obat pereda nyeri 20 butir...
Ketika kamu bertanya kenapa Tuhan memanggilmu lama.. Kenapa alm. Papa belum juga mendatangimu... Kenapa alm. Kakak-kakakmu juga belum mendatangimu...
Ketika kamu berucap merindukan alm. Ayah ibumu...
Ketika kamu berucap rindu motivasi n support dari mereka semua...
Ketika kamu melupakan segela semangatmu...
Seperti bukan dirimu yang biasanya aku kenal.
Seseorang yang selalu berusaha optimis dan kuat...
Seseorang yang mandiri...
Seseorang yang tahan banting...
Tapi ketika 1 bulan kemarin, kamu memang bukanlah yang biasanya.
Yang aku agak sesalkan, mengapa kamu tidak memberitahuku lebih awal tentang penyakitmu ?
Sehingga aku bisa membantumu dari awal, untuk setidaknya jangan sampai terlalu parah dan menyiksamu...
Kenapa kamu memilih menanggungnya sendirian?
Padahal kamu tau, walaupun aku suka berantem denganmu.
Tapi aku tidak akan pernah meninggalkan ibuku sendiri...
Kamu masih punya aku...
Anakmu...
Ya tapi sudahlah, itu semua memang tekadmu. Untuk tidak mau merepotkan aku...
Hhhh...
Begitu cepat ma semua berlangsung...
Seolah baru saja tahun lalu kamu menikahkanku... Kita berpesta...
Baru saja beberapa bulan lalu aku mengabarkanmu aku telah hamil lagi dan kamu akan mendapat cucu dan aku sharing foto cucumu...
Baru saja beberapa hari yang lalu aku menanyakan nama untuk cucumu...
Dan kemudian pertanggal 21 Februari 2022 kemarin kamu sudah pergi meninggalkanku dan kami semua...
Beruntungnya aku dirimu masih memberi pesan-pesan padaku n suamiku...
Beruntungnya aku setidaknya Tuhan masih memberikan kesempatan aku untuk merawat n melihatmu serta berbincang denganmu...
Setidaknya aku masih ada beberapa kenangan di saat terakhir...
Yah..
Sekarang dirimu tidak akan lagi merasa bosan, capek n kesakitan...
Kamu sudah bebas ma...
Kamu bisa bertemu dengan papa, dengan orang tuamu, dengan kakak-kakakmu...
Kamu bisa bebas berjalan-jalan sekarang tanpa khawatir apapun...
Kamu bahkan bisa bertemu Tuhan Yesus. Amin
Semoga jalanmu dimudahkan ma untuk sampai kepadaNya.
Mohon doa nya untuk kami yang masih berjuang di dunia ini, sampai nanti saatnya kami pun akan bertemu denganmu disana...
Doakan cucumu supaya selalu sehat n terlahir dengan selamat, lengkap n normal segala sesuatunya ya ma...
Selamat tinggal mamaku yang kuat, yang telah memberi banyak support selama hidupku.
Maafkan untuk segala kekuranganku padamu...
Jangan sedih lagi ya...
|
Mama F. Dian Saraswati in Memorial |